Banyuwangi - Adanya dugaan pungutan sebesar Rp 5000, - pada saat pendistribusian pupuk bersubsidi di wilayah kecamatan Tegaldlimo, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur rupanya disikapi serius oleh Kantor Balai Penyuluh Pertanian setempat.
Melalui Dodik Dwi Anggriawan, SP, Kordinator BPP kecamatan Tegaldlimo mengatakan jika dugaan pungli tersebut tidaklah benar, apalagi sampai melibatkan anggotanya.
Hal itu disampaikan Dodik pada saat memberikan klarifikasi kepada awak media pada hari Sabtu (13/7/2024) diruang kerjanya.
"Kami sudah melakukan evaluasi secara internal dan cek langsung ke lapangan, informasi adanya pungli itu tidak benar apalagi sampai melibatkan anggota kami, " terangnya.
Pernyataan Dodik itu dibenarkan oleh Helmy Wahyudi, salahsatu petani yang ada di desa Purwoagung kecamatan Tegaldlimo, menurutnya petani menilai petugas PPL saat ini yang bernama Mahmud adalah sosok yang berdedikasi dalam bertugas dan sangat peduli dengan petani.
"Sejak kehadiran pak Mahmud, kami sebagai petani merasa sangat terbantu mas, selain berdedikasi saat bertugas beliau juga sangat inovatif, buktinya saat ini pak Mahmud getol mengembangkan produk pupuk organik agar bisa meringankan beban petani atas kelangkaan pupuk bersubsidi saat musim tanam tiba, " ungkap Yudi sapaan akrab Helmy Wahyudi.
Demikian juga dengan David Alpurwo, seorang aktivis senior asal desa Tegaldlimo yang diketahui bersama-sama Helmy Wahyudi pernah menggagas demo dan hearing di kantor bupati dan kantor DPRD kabupaten Banyuwangi tentang kelangkaan pupuk bersubsidi beberapa waktu yang lalu itu mengakui jika saat ini sudah banyak perubahan positif yang dirasakan petani diwilayahnya.
"Alhamdulillah sekarang petani di Tegaldlimo sudah mulai merasakan perubahan, perbaikan data yang dilakukan oleh teman-teman BPP rupanya berdampak positif terhadap penyaluran pupuk bersubsidi, " katanya.
Sedangkan Ir. Mahmud, yang bertugas sebagai PPL desa Purwoagung dan Purwoasri, sejak bulan November 2023 itu mengaku optimis memajukan petani dengan menggalakkan penggunaan bahan organik/pupuk organik di lahan pertanian karena dengan penambahan organik ini dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, melalui penambahan organik dimedia tanam, untuk semua tanaman yang diusahakan petani.
"Masa tugas saya tinggal 2 tahun lagi mas, selama saya bertugas hingga akhir nanti saya ingin benar-benar mengabdikan diri kepada petani dimanapun saya ditugaskan, " tuturnya ketika ditemui saat bersama petani binaannya.
Mahmud menjelaskan tentang ide inovatifnya dalam memproduksi pupuk organik, menurutnya tanah harus lebih dulu yang disehatkan dengan pemberian bahan organik, sehingga tanah sehat, tanaman tumbuh subur dan hasil produksi pasti akan meningkat.
"Petani kita ajak berpikir jauh kedepan potensi dan peluang yang akan kita wariskan ke anak cucu kita, poinnya kami bersama BPP juga ingin membangun dan mencerdaskan petani melalui kemandirian Kelompok Tani dengan kegiatan positif antara lain dengan pelatihan-pelatihan pembuatan pupuk organik karena masih banyak petani perlu diexplor lagi apalagi potensi bahan organik kotoran hewan yang melimpah di sekitar kita merupakan salahsatu bahan baku terbaik untuk dibuat Pupuk Organik, harapannya semua itu kedepan untuk kesejahteraan petani dan keluarganya, " pungkas Ir. Mahmud.