BANYUWANGI – Di Banyuwangi, Jawa Timur, minggu pertama puasa bulan Ramadhan tahun ini diprediksi akan diwarnai cuaca ekstrem dan masuk peralihan musim. Untuk Itu masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap timbulnya bencana Hidrometeorologi.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas 1 Juanda Sidoarjo telah mengeluarkan rilis terkait kewaspadaan potensi cuaca ekstrem yang berdampak pada bencana Hidrometeorologi pada periode 12 sampai 18 Maret 2024.
Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi Dita Purnamasari menjelaskan, wilayah Jawa Timur termasuk Banyuwangi sedang berada di penghujung musim hujan dan sudah memasuki fase peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
Diterangkan oleh Dita, musim peralihan tersebut dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby sehingga menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif.
"Adanya sirkulasi siklonik di utara Australia sehingga membentuk pola pertemuan angin yang memicu pertumbuhan awan yang banyak sehingga menimbulkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang, " kata Dita, Jum'at (15/3/2024).
Dikatakan, untuk wilayah Banyuwangi sebagian besar sudah mulai memasuki musim peralihan dan akan merasakan munculnya cuaca ekstrem sehingga timbulnya bencana seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es. "Lebih meningkatkan kewaspadaan munculnya badai Hidrometeorologi, " ujar Dita.
Oleh sebab itu, BMKG mengimbau, agar masyarakat Banyuwangi selalu memantau informasi terkait cuaca di laman resmi BMKG. Kemudian untuk masyarakat yang bermukim di area dataran tinggi diharapkan lebih waspada dengan bencana yang tak terduga seperti tanah longsor dan banjir. "Dataran tinggi rawan banjir atau longsor seperti wilayah kecamatan Songgon, Glenmore, Kalibaru, Licin dan wilayah dataran tinggi lainya di Banyuwangi, " jelas Dita.
Baca juga:
Doa Bersama Kemenkumham Jelang KTT G20 Bali
|
Dita juga berpesan, kepada masyarakat yang menjalankan ibadah puasa harap lebih menjaga kesehatan dengan adanya potensi cuaca ekstrem dan musim peralihan. Pasalnya kondisi cuaca yang tak menentu, seperti terjadi hujan secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan penurunan pada kesehatan. "Karena cuaca tak menentu pagi panas sekali tiba-tiba hujan siang hari. Untuk itu agar lebih menjaga kondisi tubuh supaya tetap prima, " tutur Dita. (***)