BANYUWANGI - Memasuki tahun ajaran baru 2024/2025, Pemkab Banyuwangi kembali menggeber program angkutan gratis bagi pelajar. Selain menjamin kemudahan transportasi siswa, program ini juga bermanfaat memberdayakan para sopir angkot.
Pengalaman spesial dirasakan tujuh pelajar SMP di Banyuwangi. Betapa tidak, mereka berkesempatan naik mobil angkutan kota (angkot) bersama orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi. Ya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyempatkan diri naik angkot dari depan Panti Asuhan Budi Mulya di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Banyuwangi, Rabu (31/7/2024). Bukan sembarang angkot, mobil yang ditumpangi Bupati Ipuk merupakan armada angkutan gratis bagi pelajar.
Bupati yang berulang tahun setiap 10 September ini naik angkot dari Panti Asuhan Budi Mulya hingga depan SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Banyuwangi. Ipuk duduk di angkot bersama para pelajar menuju tempat mereka menimba ilmu. Selama perjalanan dia juga sempat mengobrol bersama para pelajar tersebut. Ipuk juga sempat bertanya kepada sopir angkot.
”Alhamdulillah, sekarang ada penghasilan tetap setiap hari. Kalau hanya mengandalkan keliling kadang kurang, ” kata sopir angkot, Hartono, menjawab pertanyaan Ipuk.
Ipuk mengatakan, selain memudahkan mobilisasi para pelajar saat berangkat dan pulang sekolah, angkutan pelajar gratis ini juga membantu meringankan biaya transportasi yang harus dikeluarkan orang tua. Bahkan program ini juga untuk meningkatkan pendapatan sopir angkot. Setiap hari sekolah, yakni Senin sampai Sabtu, terdapat 25 angkot yang melayani ratusan pelajar berangkat maupun pulang sekolah. Rata-rata setiap armada mengangkut 10–15 pelajar dalam sekali trip.
Angkutan umum tersebut disewa khusus untuk antar-jemput pelajar. Ada delapan rute yang dilayani. Menjangkau empat kecamatan yang meliputi Banyuwangi, Glagah, Giri, dan sebagian Kecamatan Kalipuro. Sedangkan waktu beroperasi pada pukul 06.00–07.30 WIB dan jam pulang sekolah 12.00–13.00 WIB. Sekali berangkat, sopir angkot mendapat Rp 75 ribu. Dengan demikian, apabila beroperasi mengantarkan siswa berangkat dan pulang sekolah, sopir angkot bisa mengantongi Rp 150 ribu dalam sehari.
”Program ini melayani seluruh pelajar. Mulai SD hingga SMA/sederajat tanpa harus registrasi terlebih dahulu. Jadi, silakan dimanfaatkan, ” kata Ipuk.
Sementara itu, program ini telah dirasakan manfaatnya oleh pelajar di Banyuwangi. Salah satunya, Syerli Puspitasari yang mengaku sangat terbantu dengan program tersebut. Dia mengaku sudah menikmati manfaat program ini sejak dua tahun lalu. ”Tidak repot harus menunggu angkot lama karena kita sudah tahu jadwalnya. Pulangnya juga demikian, bisa on time karena angkotnya sudah menunggu di depan sekolah, ” kata siswi SMKN 1 Glagah tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Dewi Wulandari, siswi SMP Muhammadiyah 3 Banyuwangi. Dia mengaku senang setiap pagi ada angkot gratis yang menjemputnya di panti asuhan, tempat dia tinggal saat ini. ”Dulu sekolah naik sepeda, kadang bisa telat sampai sekolah. Alhamdulillah, sekarang ada angkutan gratis dan langsung dijemput dari panti. Bisa naik rame-rame bareng teman-teman, ” tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi Komang Sudira Atmaja menambahkan, ada tiga skema agar pelajar dapat menikmati layanan ini. Pertama, pelajar dapat berkumpul di titik kumpul yang telah disepakati bersama antara pengemudi angkot dan pelajar yang lain. Kedua, pelajar dapat menunggu di terminal atau titik start pemberangkatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Misalnya, dari Terminal Brawijaya, Terminal Blambangan, dan Brak Kalipuro. Ketiga, pelajar bisa langsung menunggu di jalur-jalur yang dilalui angkutan gratis. Di antaranya, jalur Terminal Brawijaya–Jalan Adi Sucipto– Jalan A.Yani–Jalan Jakgung Suprapto–Cungking, dan Terminal Sasak Perot.
"Ada juga jalur simpang Brak PP–Terminal Blambangan, dan banyak lainnya. Pelajar bisa langsung naik angkot yang ada stiker khusus Angkutan Pelajar Gratis, ” pungkas Komang. (***)